Langsung ke konten utama

Yuk, Simak Model Pembelajaran Teks Anekdot

Oleh : Shara Syukri, Guru SMA Negeri 1 Meureubo, Aceh Barat

Tipe evaluasi alami perubahan dari sekian waktu. Perubahan itu selamanya ikuti perubahan jaman. Peliknya soal proses evaluasi ini bikin banyak periset dibagian pendidikan tertarik untuk membuat model-model evaluasi terkini yang bisa dimanfaatkan oleh guru dalam mengerjakan proses evaluasi.

Tipe evaluasi Select and Assemble ialah satu dari demikian tipe evaluasi. Select ialah kata dalam bhs Inggris yg bermakna pilih serta assemble bermakna engumpulkan, merakitkan (Shadily, 2014) . Menjadi, dengan cara harfiah frasa select and assemble bermakna ‘memilih serta menyimpulkan atau pilih lantas mengaitkan’.

Baca juga : contoh teks anekdot 
Dalam konteks evaluasi BahasaIndonesia materi anekdot, terutamanya pada Kompetensi Basic (KD) 4. 6 “Menciptakan kembali teks anekdot dengan memperhatikan susunan serta kebahasaan baik lisan atau tulisan”, select and assemble bertujuan jadi suatu tipe evaluasi yg menuntut peserta didikmemilih kalimat-kalimat dari beberapa kelompok besar kalimat untuk disusun serta dirangkaikan berubah menjadi suatu teks anekdot.

Kalimat-kalimat yg dipilihtersebut tentulah yg terkait dengan obyek yg sudah dipastikan. Dengan cara lebih detil prosedur evaluasi dengan menggukan tipe ini bakal diterangkan dibawah ini.

Persiapan
Aktivitas yang perlu dilaksanakan pada step persiapan ialah pelajari silabus evaluasi. Dalam silabus itu tercantum kompetensi pokok, kompetensi basic, materi inti, aktivitas evaluasi, penilian, alokasi waktu, serta sumber belajar.

Seterusnya, guru membuat Ide Pelaksanaan Evaluasi (RPP) . Komponen yang perlu ada di dalam RPP Kurikulum 2013 berdasar pada Permendikbud nomer 22 tahun 2016 terdiri atas dua belas komponen. Komponen-komponen itu ialah jati diri sekolah/ mata pelajaran, kelas/semester, alokasi waktu, arah, kompetensi basic, sinyal, materi, sistem, media, sumber belajar, aktivitas evaluasi, serta penilaian hasil evaluasi. Dari total komponen itu, komponen yang perlu diintegrasikan dengan tipe evaluasi ialah komponen aktivitas evaluasi.

Pembuatan Alat Bantu
Guru mencari teks anekdot sejumlah lima teks. Pertimbangan lima teks dikarenakan jumlahnya golongan yg direncanakan pada sebuah kelas ialah lima golongan. Jumlahnya teks anekdotdisesuaikan dengan jumlahnya golongan siswa pada sebuah kelas. (1) Guru menyediakan kartu sejumlah lima lembar, mempunyai arti beberapa teksanekdot yg bakal dipelajari. (2) Kartu yg satu dengan kartu yang lain mempunyai warna yg berlainan. Tiap-tiap kartu memberikan obyek anekdot spesifik. Ke-5 teks anekdot itu sudah disiapkan guru awal mulanya.
(3) Seterusnya, kalimat-kalimat yg ada di dalam tiap-tiap teks anekdot itu diacak urutannya. (4) Sesudah itu, kalimat-kalimat yg sudah diacak pada tiap-tiap teks anekdot itu digabungkansemua berubah menjadi satu kelompok jadi campuran dari ke-5 anekdot itu, hingga kalimatkalimatnya kecuali tak berurutan lagi, juga tak terklasifikasikan lagi berdasar pada anekdotnya. (5)

Tiap-tiap kalimat itu dinomori dengan cara berurutan di awali dari nomer 1. (6) Pada lembaran yangberisi kalimat-kalimat itu tak dituliskan judul. Judul cuma ada di guru serta disimpan dalam power poin.

Artikel terkait : teks anekdot

Pelaksanaan Evaluasi
Seperti evaluasi biasanya guru buka aktivitas evaluasi dengan pendahuluan. Sesuai sama kurikulum 2013, aktivitas itu salah satunya ialah (1) Menyediakan peserta didik dengan cara psikis serta fisik untuk ikuti proses evaluasi, (2) Menstimulan belajar peserta didik dengan cara kontekstual sesuai sama kegunaan serta aplikasi materi ajar dalam kehidupan sesehari, (3)

Ajukan pertanyaan-pertanyaan yangmengaitkan pengetahuan awal mulanya dengan materi yg bakal dipelajari, (4) Menuturkan arah evaluasi atau kompetensi basic yg bakal diraih, (5) Mengemukakan wejangan pelaksanaan aktivitas evaluasi yg bakal dilaksanakan, serta (6) Membuat golongan siswamenjadi lima golongan. Aktivitas pokok terdiri atas selangkah sebagaimana berikut. Pertama, ke-5 kartu yg berisi judul anekdot di tempatkan guru dalam situasi terbalik diatas mejanya. Ke-2, gurumembagikan lembaran-lembaran yg berisi kelompok kalimat yg sudah bernomor ke tiap-tiap golongan dalam bagian yg sama.

Mempunyai arti tiap-tiap golongan memperoleh semua kalimat itu. Ke-3, guru megintruksikan terhadap perwakilan tiap-tiap golongan untuk pilih kartu di meja guru, lantas kembali lagi kelompoknya masingmasing. Guru menujukkan poir point yg berisi judul anekdot sesuai sama warna kartu. Dengan begitu, semasing golongan sudah memperoleh judul suatu anekdot. Ke-4, pekerjaan tiap-tiap golongan ialah pilih diantara kelompok kalimat yg awal mulanya telahdibagikan guru kurun waktu yg sudah dipastikan. Ke-5, kalimat yg diseleksi ialah yg sesuai sama judul anekdot yg sudah didapatkan. Ke enam, tiap-tiap golongan pilih serta mengurutkan kalimat yg sesuai sama hingga membuat suatu anekdot kembali.

Golongan yg benar ialah golongan yg sukses pilih serta mengurutkan kalimat yang bisa membuat jalan cerita yg sesuai sama. Penilaiannya tak harus mesti membuat anekdot seperti yang lalu, tapi bisa membuat narasi yang bisa dipahami. Selesai waktu yg dikasihkan habis, guru mengintruksikan terhadap siswa untukmelaporkan hasil kerjanya dengan memajang hasil kerjanya pada dinding kelas yg bersisihan dengan tempat tempat duduk kelompoknyamasing-masing.

Seterusnya, sejumlah anggota tiap-tiap golongan bertamu ke golongan lainnya untukberdiskusi terkait hasil kerja golongan itu, serta memberi penilain dan input. Tiap-tiap pewakilan golongan mempresentasikan hasil penilaiannya pada golongan lainnya di muka kelas. Guru menunjukkan teks asli tiap-tiap anekdot itu. Aktivitas paling akhir ialah gurumelakukan refleksi pada aktivitas evaluasi yg sudah berjalan, lantas memberi penilaian, baik penilaian proses atau hasil.



Artikel ini sudah muncul di serambinews. com dengan judul Select and Assamble jadi Tipe Evaluasi Teks Anekdot, http : //aceh. tribunnews. com/2017/12/17/select-and-assamble-sebagai-model-pembelajaran-teks-anekdot.

Editor : bakri

Komentar

  1. Ka, kalau boleh tau itu sumber bukunya dari mana???
    Terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya sumber bukunya apa ya?? mau buat penelitian nih.. mohon balasannya terima kasih

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ini Dia Teknologi Wall Precast Concrete Hadir di SAVASA

Teknologi dalam membangun rumah kini semakin canggih. Mulai dari bahan baku, kayu merupakan primadona pada arsitektur rumah di masa lampau. Untuk temboknya sendiri beberapa rumah pun menggunakan papan kayu. Bahkan kayu dapat digunakan untuk lantai. Misalnya rumah panggung yang masih dapat kita temui di beberapa lokasi di Bengkulu. Namun ada juga yang mengombinasikan kayu dengan bata merah sebagai dinding maupun bilik yang terbuat dari bambu. Ini diadopsi oleh sebagian besar rumah di Indonesia. Meskipun saat ini bata merah sudah sulit dijumpai dan mulai tergantikan dengan bata ringan. Teknologi Wall Precast Concrete Hadir di SAVASA Rumah modern yang menggunakan bata merah atau bata ringan Adalah PT. Panahome Deltamas Indonesia (SAVASA), developer yang cukup berani melakukan gebrakan dalam membangun rumah. Tanpa kayu, jumlah bata merah yang digunakan pun sangat sedikit, selain itu proses pengerjaannya pun cepat. Lalu bagaimana mereka membangun rumah? Baca Juga:  bata ringan Wulan...

Ini Dia Sistem Penyerap Gempa pada Struktur Bangunan

Menghadapi gaya gempa yang semakin besar akibat ditemukannya sesar-sesar aktif baru di permukaan bumi, infrastruktur bangunan pun perlu dikembangkan. Melalui riset untuk pengukuhan guru besarnya, Prof Dr Ir Hidayat Soegihardjo MS, dosen Departemen Teknik Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menghadirkan temuan mengenai sistem penyerap gempa pada berbagai struktur bangunan. Jika gempa terjadi, bangunan boleh jadi rusak, namun tidak boleh memakan korban. Berasaskan filosofi tersebut, guru besar yang akan dikukuhkan secara resmi oleh ITS, Rabu (11/12) mendatang, tersebut menginovasikan Sistem Rangka Batang berelemen Bresing Anti Tekuk (SRBBAT). Baca Juga:  baja ringan Hidayat menjelaskan bahwa pada pembuatan struktur bangunan dikenal istilah daktilitas. Suatu struktur yang daktail berarti mampu mengalami simpangan pascaelastis akibat gempa. “Sehingga struktur tersebut mampu mempertahankan kekuatan dan tetap berdiri walaupun berada di ambang keruntuhan,” paparnya dalam ju...

Ini Dia Perbedaan Teras Setengah Terbuka dan Terbuka, Intip Penjelasannya

Teras dan balkon adalah ruang terbuka yang posisinya menempel dengan dinding rumah. Selain memiliki fungsi tersendiri, keduanya memiliki peran penting dalam memperkuat dan mempercantik rumah. 1. Bentuk Bentuk teras secara garis besar dikategorikan menjadi 2, yaitu teras yang berkonsep ruangan setengah terbuka dan ruang datar. Luas standar minimalnya, 0,9 m x 1,2 m dan posisinya ditinggikan dari tanah sekitar 15 cm. Luas ini berlaku hanya bila teras ditujukan sebagai ruang transisi. Sedangkan jika teras difungsikan juga sebagai ruang penerima tamu, luasan minimalnya sebaiknya 1,2 m x 2,0 m. Baca Juga:  bata ringan Teras berkonsep ruang setengah terbuka memiliki dinding tambahan selain yang menyatu dengan fasad. Dinding inilah yang kerap dimanfaatkan untuk mempercantik tampilan rumah. Dalam konteks rumah minimalis, teras biasanya hadir dalam bentuk kubus imajiner. Sedangkan yang berkonsep datar, teras terlihat sebagai lantai saja. Baca Juga: Terlalu Banyak Barang...