Langsung ke konten utama

Seringkali Kita dibuat Bingung antara Romawi ataukah Rumawi

Kembali pada masalah mengambil. Perkenankan lebih dulu saya mengambil cuplikan dalam paragraf ke-5 serta ke enam tulisan saya di sini pada awal bulan ini :

Di satu bagian dia jelaskan, “Bukan ke-XXXVI, tapi ke-36, atau memanfaatkan angka Romawi saja tiada ke di depannya. ” . . .
Baca juga : Angka Romawi

Keterangan itu langsung dia pertegas, “. . . , jika kita memanfaatkan ke di muka angka, mestinya kita gunakan juga garis sinyal hubung pada ke serta angka Arab itu. Jika angka Romawi yang kita pakai, tidak butuh kita gunakan ke di depannya. ” . . . , kenapa harus ada sinyal hubung /-/ pada ke serta angka Arab, serta kenapa ke tidak butuh ada kalau ditulis dengan angka Romawi.
Artikel Terkait : pengertian evaluasi

Menyengaja tiga kata dalam cuplikan diatas saya bikin dengan huruf miring, supaya lekas nampak tulisan Romawi yang berkesinambungan. Namun saya ingat benar kalau saya tidak berkesinambungan dalam tuliskan.

Simak juga : pengertian anggaran

Yang ke-2 saya tuliskan Rumawi, sama sepertiseperti Juice Badudu (yang saya kutip) tuliskan. Tengah kalimat yang memiliki kandungan kata Romawi ke-tiga datang dari saya. Pengejaan kata itu bukan mengambil tapi ikuti Badudu dalam kalimat yang dia tuliskan awal kalinya.

Jelas kalau kata Rumawi saya yang datang dari Badudu itu sudah di ubah oleh editor berubah menjadi Romawi. Walaupun sebenarnya satu diantaranya azas basic di kutip-mengutip ialah menyalin dari sumber persis sama seperti terdapatnya.

Bahkan juga seandainya ada satu saja kata salah tulis. Dalam hal ini, kata yang terketik salah dalam cuplikan lazimnya lekas dibarengi sinyal (sic! ) . Dari bahasa Latin, mempunyai arti lebih kurang “Begitulah. ” Semisalnya, “. . . filsuf Yunani Aristotales (sic! ) . . . . “

Dari itu, kita sadari selanjutnya kalau teks yang beralih dalam perjalanan dari tangan ke tangan ialah perihal wajar belaka. Seperti Rumawi berubah menjadi Romawi. Atau demikian sebaliknya, dari Romawi berubah menjadi Rumawi. Kemungkinan ada yang tidak sabar menunggu jawaban manakah yang benar penulisannya, Romawi atau barangkali Rumawi.

Persis di sinilah tujuan saya pada saat menyebutkan, “soalnya saat ini udah lumayan berganti. Bukan lagi ‘Inilah bahasa Indonesia yang benar’, apa ciri serta ketentuan yang dicakup rumusan itu” (lihat " Polisi Bahasa " ) .

Buat saya masalah kita saat ini ialah bagaimana memperoleh pijakan yang lebih kukuh di proses menulis, di berbahasa.

Ragam vokal dalam bahasa Indonesia, kita ingat, tidak cuman didapati dalam Romawi-Rumawi, hidup berdampingan dalam sejumlah pasangan kata berbeda, seperti roh-ruh, korban-kurban, khotbah-khutbah, sorga-surga, serta kita dapatkan ikut dalam nama diri : Mohammad, Muhammad (apa dapat kita sandingkan ikut koran-Qur’an? ) .

Badudu sangat bisa jadi mengeja Rumawi, mengingat di Al-Qu’ran ada surat Ar-Rum. Lebih sukar ialah pertanyaan kenapa dalam kalimat awal kalinya Badudu mengeja Romawi. Tidak berkesinambungan.

Saya duga kita sekedar bisa menduga-duga kalau pengejaan yang tidak serupa demikian tidak berbeda dari tingkah editor penerbit untuk tunjukkan kalau dia udah kerja.

Apa seseorang Badudu tidak dapat khilaf?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ini Dia Teknologi Wall Precast Concrete Hadir di SAVASA

Teknologi dalam membangun rumah kini semakin canggih. Mulai dari bahan baku, kayu merupakan primadona pada arsitektur rumah di masa lampau. Untuk temboknya sendiri beberapa rumah pun menggunakan papan kayu. Bahkan kayu dapat digunakan untuk lantai. Misalnya rumah panggung yang masih dapat kita temui di beberapa lokasi di Bengkulu. Namun ada juga yang mengombinasikan kayu dengan bata merah sebagai dinding maupun bilik yang terbuat dari bambu. Ini diadopsi oleh sebagian besar rumah di Indonesia. Meskipun saat ini bata merah sudah sulit dijumpai dan mulai tergantikan dengan bata ringan. Teknologi Wall Precast Concrete Hadir di SAVASA Rumah modern yang menggunakan bata merah atau bata ringan Adalah PT. Panahome Deltamas Indonesia (SAVASA), developer yang cukup berani melakukan gebrakan dalam membangun rumah. Tanpa kayu, jumlah bata merah yang digunakan pun sangat sedikit, selain itu proses pengerjaannya pun cepat. Lalu bagaimana mereka membangun rumah? Baca Juga:  bata ringan Wulang Nu

Simak Yuk Idealnya Kamar Tidur Ada Kamar Mandinya

Atas alasan kepraktisan, kamar tidur kini dilengkapi kamar mandi. Tidak cuma kamar utama, kamar anak, dan kamar tamu pun juga banyak yang dilengkapi kamar mandi. Punya kamar mandi di dalam kamar tidur memang lebih praktis. Kamu tidak perlu keluar dari kamar tidur ketika ingin berganti pakaian. Ini bisa dilakukan setelah keluar dari kamar mandi. Faktor pendorong lainnya adalah kemudahan ketika kamu atau anak-anak ingin buang air di tengah malam. Apalagi anak-anak seringkali takut keluar kamar sendiri saat gelap. Baca Juga:  pintu kamar mandi Namun, ada risiko negatif dari kamar tidur yang dilengkapi kamar mandi, seperti kamar menjadi lembap, bau menyebar ke kamar tidur, atau pemandangan tak sedap saat berbaring di tempat tidur. Bagi kamu yang percaya pada Feng Shui, risiko efek negatifnya bisa lebih banyak lagi. Ada beberapa hal yang bisa kamu antisipasi, ini caranya. Sebaiknya Kering Kamar mandi di dalam kamar tidur, sebaiknya pilih kamar mandi kering. Artinya, kamu perlu menyedi

Inilah Tips untuk Melihat Kualitas Bangunan Yang Baik

Sebagai kebutuhan primer yang mahal, membeli rumah memang tidak boleh sembarangan. Salah langkah, Anda bisa menyesal kemudian hari. Ini bukan menakuti Anda, sebab sudah banyak hal buruk terjadi akibat pembelian rumah yang kurang cermat. Faktor kenyamanan dan keamanan merupakan hal yang perlu diperhatikan ketika memilih sebuah rumah, selain dari sisi estetika dan kelengkapan surat-surat. Jangan sampai, sudah beli rumah dan baru menempatinya Anda keluar banyak uang untuk renovasi. Kalau memang rumah second atau bekas yang Anda beli, sudah pasti banyak hal yang harus diperiksa mulai dari usia bangunan, struktur dan spesifikasi bangunan secara menyeluruh hingga kelengkapan surat. Membeli rumah baru dan inden juga tidak boleh luput dari ketelitian. Sebab, ada saja segelintir oknum kontraktor nakal yang kerap menurunkan spesifikasi atau mengirit bahan bangunan. Alhasil, kualitas bangunan rendah dan tak sesuai seperti yang dijanjikan. Baca Juga:  harga besi hollow 1. Usia bangunan Ini ban