Langsung ke konten utama

Ternyata Begini Karut Marut Sistem Pendidikan Kedokteran Indonesia

Butuh lekas revisi regulasi pendidikan dokter biar tdk ada kembali narasi mahasiswa yg depresi berat serta malas di tempatkan di pelosok.
tirto. id - Ditengah Kementerian Analisa, Technologi, serta Pendidikan Tinggi berambisi buka fakultas-fakultas kedokteran baru faedah wujudkan nisbah banyaknya dokter yg bagus, akan tetapi tidak hiraukan petunjuk yg menyoroti segi mutu, sistim pendidikan kedokteran membuat lubang sendiri yg menjerat lulusannya sukar bekerja dengan cara bagus.

Diantara satu muaranya, walaupun bukan hanya salah satu, ialah clausal 36 Undang-Undang 20/2013 perihal Pendidikan Kedokteran. Kala mulai ditempatkan pada 2014, utk pertama kali mahasiswa kedokteran mesti meniti Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter atau Dokter Muda.

Ujian itu jadi ketentuan buat mahasiswa kedokteran mendapatkan sertifikat kompetensi serta sertifikat profesi, serta dimanfaatkan atau di anggap sama dengan menjadi pengganti ijazah. Resikonya, mahasiwa yg lulus pendidikan dokter belum juga semestinya terima ijazah karna tidak sukses ujian kompetensi.

Baca Juga: pengertian pendidikan

Atas basic itu, pihak kampus memiliki kewenangan penuh tentukan kelulusan serta kelayakan seorang jadi dokter. Walaupun sebenarnya pendidikan kedokteran didunia berpedoman pada World Federation for Medical Education.

Artikel Terkait: pemanasan global 

Instansi ini mengatur kewenangan kampus sekedar pendidikan basic medis. Sesaat ranah profesi dipegang oleh kolegium. Sehabis Uji Kompetensi diadakan serta melalui pelajari, akhirnya buat dahi mengernyit. Tingkat kelulusan benar-benar rendah. Banyak mahasiswa mesti mengulangi ujian, bahkan juga hingga 20 kali—disebut retaker.

Selanjutnya, Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia Ilham Oetama Marsis didapuk jadi ketua penyelesaian persoalan retaker. Ia sukses menghimpit angka retaker dari 2. 500 orang jadi 110 orang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ini Dia Teknologi Wall Precast Concrete Hadir di SAVASA

Teknologi dalam membangun rumah kini semakin canggih. Mulai dari bahan baku, kayu merupakan primadona pada arsitektur rumah di masa lampau. Untuk temboknya sendiri beberapa rumah pun menggunakan papan kayu. Bahkan kayu dapat digunakan untuk lantai. Misalnya rumah panggung yang masih dapat kita temui di beberapa lokasi di Bengkulu. Namun ada juga yang mengombinasikan kayu dengan bata merah sebagai dinding maupun bilik yang terbuat dari bambu. Ini diadopsi oleh sebagian besar rumah di Indonesia. Meskipun saat ini bata merah sudah sulit dijumpai dan mulai tergantikan dengan bata ringan. Teknologi Wall Precast Concrete Hadir di SAVASA Rumah modern yang menggunakan bata merah atau bata ringan Adalah PT. Panahome Deltamas Indonesia (SAVASA), developer yang cukup berani melakukan gebrakan dalam membangun rumah. Tanpa kayu, jumlah bata merah yang digunakan pun sangat sedikit, selain itu proses pengerjaannya pun cepat. Lalu bagaimana mereka membangun rumah? Baca Juga:  bata ringan Wulan...

Ini Dia Sistem Penyerap Gempa pada Struktur Bangunan

Menghadapi gaya gempa yang semakin besar akibat ditemukannya sesar-sesar aktif baru di permukaan bumi, infrastruktur bangunan pun perlu dikembangkan. Melalui riset untuk pengukuhan guru besarnya, Prof Dr Ir Hidayat Soegihardjo MS, dosen Departemen Teknik Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menghadirkan temuan mengenai sistem penyerap gempa pada berbagai struktur bangunan. Jika gempa terjadi, bangunan boleh jadi rusak, namun tidak boleh memakan korban. Berasaskan filosofi tersebut, guru besar yang akan dikukuhkan secara resmi oleh ITS, Rabu (11/12) mendatang, tersebut menginovasikan Sistem Rangka Batang berelemen Bresing Anti Tekuk (SRBBAT). Baca Juga:  baja ringan Hidayat menjelaskan bahwa pada pembuatan struktur bangunan dikenal istilah daktilitas. Suatu struktur yang daktail berarti mampu mengalami simpangan pascaelastis akibat gempa. “Sehingga struktur tersebut mampu mempertahankan kekuatan dan tetap berdiri walaupun berada di ambang keruntuhan,” paparnya dalam ju...

Ini Dia Perbedaan Teras Setengah Terbuka dan Terbuka, Intip Penjelasannya

Teras dan balkon adalah ruang terbuka yang posisinya menempel dengan dinding rumah. Selain memiliki fungsi tersendiri, keduanya memiliki peran penting dalam memperkuat dan mempercantik rumah. 1. Bentuk Bentuk teras secara garis besar dikategorikan menjadi 2, yaitu teras yang berkonsep ruangan setengah terbuka dan ruang datar. Luas standar minimalnya, 0,9 m x 1,2 m dan posisinya ditinggikan dari tanah sekitar 15 cm. Luas ini berlaku hanya bila teras ditujukan sebagai ruang transisi. Sedangkan jika teras difungsikan juga sebagai ruang penerima tamu, luasan minimalnya sebaiknya 1,2 m x 2,0 m. Baca Juga:  bata ringan Teras berkonsep ruang setengah terbuka memiliki dinding tambahan selain yang menyatu dengan fasad. Dinding inilah yang kerap dimanfaatkan untuk mempercantik tampilan rumah. Dalam konteks rumah minimalis, teras biasanya hadir dalam bentuk kubus imajiner. Sedangkan yang berkonsep datar, teras terlihat sebagai lantai saja. Baca Juga: Terlalu Banyak Barang...