Langsung ke konten utama

Inilah Penyebab Besi Beton Tidak Sesuai Spesifikasi SNI

Sedikitnya lima merek dagang besi beton yang beredar di Kecamatan Soreang dan Cangkuang, Kabupaten Bandung terindikasi mengelabui konsumen. Ini karena meskipun mencantumkan label Standar Nasional Indonesia (SNI), ukuran produk tersebut tidak sesuai spesifikasi. Hal itu terungkap saat tim Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Indag) Jawa Barat melakukan inspeksi mendadak ke sejumlah penjual di dua kecamatan tersebut, Rabu, 14 Agustus 2019.
Kepala Bidang Perlindungan Konsumen pada Dinas Indag Jawa Barat Bismark mengatakan, pihaknya menggelar sidak tersebut sesuai dengan instruksi dari pusat. "Instruksi tersebut turun karena pusat sudah banyak menerima keluhan dari konsumen terkait besi beton yang tidak sesuai standar dan membahayakan konsumen saat digunakan untuk bangunan," ujarnya.
Baca Juga: harga besi hollow
Dalam sidak kali ini, Bismark mengaku pihaknya menemukan sedikitnya lima merek dagang besi beton yang terindikasi mengelabui konsumen. Ia mencontohkan besi beton bermerek dagang PCI yang dijual di salah satu toko di Desa Sekarwangi, Kecamatan Soreang.
Merek dagang tersebut mendistribusikan besi beton dalam tiga ukuran diameter yaitu 8, 10 dan 12 milimeter yang sebenarnya mencantumkan label SNI di toko tersebut. Namun ukuran riilnya hanya 7,0 milimeter untuk besi 8; 8,8 milimeter untuk besi 10, dan 10,6 milimeter untuk besi 12.
Hal serupa ditemukan pada merek dagang MSI di Kecamatan Cangkuang yang hanya berukuran 7,46 milimeter untuk besi 8 dan 9,22 milimeter untuk besi 10. Selain itu ada juga besi 10 merek dagang DAS yang hanya berukuran riil 8,24 milimeter serta besi 12 merek SSTY berukuran 11,5 milimeter dan besi 8 merek JSM berukuran 7,03 milimeter.
"Standar toleransi yang diberikan hanya sekitar 0,4 milimeter. Jadi seharusnya kalau besi 12 ukuran riilnya minimal 11,6 milimeter. Begitu juga untuk besi 10 minimal 9,6 milimeter dan besi 8 minimal 7,6 milimeter," kata Bismark.
Menurut Bismark, temuan dalam sidak kali ini jauh berbeda dengan sebelumnya di wilayah Kota Bandung. "Di Kota Bandung kami tidak menemukan ukuran besi beton yang jauh di bawah standar toleransi," ucapnya.
Bismark menegaskan, pihaknya akan melaporkan temuan tersebut ke pemerintah pusat untuk ditindaklanjuti ke produsen atau distributornya. Sementara para penjual dibina untuk tidak lagi menerima besi beton tak sesuai standar dari distributor dan untuk barang yang sudah ada, mereka ditekankan untuk tidak menjualnya ke konsumen dan justru mengembalikannya ke distributor.
Sementara itu penjual besi beton di Soreang, David Gunawan (42) mengakui dirinya teledor karena tidak memeriksa kembali barang yang dikirim distributor. Namun ia sama sekali tidak mengetahui bahwa barang tersebut ternyata tidak sesuai ukuran semestinya.
"Sejauh ini tidak ada konsumen yang mengeluh, sehingga kami tidak tahu kalau ternyata tidak sesuai yang tertulis di produk. Yang kami tahu pokoknya hanya diperbolehkan menerima yang memiliki label SNI. Setelah tahu begini saya akan lapor ke distributor untuk mengembalikannya," kata David.
Hal serupa diungkapkan oleh pedagang Kecamatan Cangkuang, Aceng (45) yang mengaku juga pernah didatangi aparat kepolisian sebelum didatangi tim dari Indag Jabar. "Gara-gara besi beton yang tidak sesuai standar SNI, toko saya pernah ditutup sampai sekitar sebulan untuk kepentingan penyelidikan," ujarnya.
Pilihan Redaksi: harga besi beton
Aceng mengaku hal itu cukup merugikan karena dalam sebulan tersebut ia tak mendapatkan penghasilan sama sekali. Bahkan setelah tokonya kembali buka pun, ia kehilangan banyak langganan yang lari ke toko lain.
"Padahal sebenarnya barang seperti itu juga dijual di toko lain, karena dulu saya jual yang sesuai standar harganya mahal jadi konsumen lari ke toko lain. Kalau memang aturan harus ditegakan saya akan ikuti, tetapi harus diterapkan untuk semua. Jangan sampai ada satu toko pun yang menjual besi beton yang tak sesuai standar," tutur Aceng.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Inilah Tips untuk Melihat Kualitas Bangunan Yang Baik

Sebagai kebutuhan primer yang mahal, membeli rumah memang tidak boleh sembarangan. Salah langkah, Anda bisa menyesal kemudian hari. Ini bukan menakuti Anda, sebab sudah banyak hal buruk terjadi akibat pembelian rumah yang kurang cermat. Faktor kenyamanan dan keamanan merupakan hal yang perlu diperhatikan ketika memilih sebuah rumah, selain dari sisi estetika dan kelengkapan surat-surat. Jangan sampai, sudah beli rumah dan baru menempatinya Anda keluar banyak uang untuk renovasi. Kalau memang rumah second atau bekas yang Anda beli, sudah pasti banyak hal yang harus diperiksa mulai dari usia bangunan, struktur dan spesifikasi bangunan secara menyeluruh hingga kelengkapan surat. Membeli rumah baru dan inden juga tidak boleh luput dari ketelitian. Sebab, ada saja segelintir oknum kontraktor nakal yang kerap menurunkan spesifikasi atau mengirit bahan bangunan. Alhasil, kualitas bangunan rendah dan tak sesuai seperti yang dijanjikan. Baca Juga:  harga besi hollow 1. Usia bangunan Ini ban

Ini Dia Teknologi Wall Precast Concrete Hadir di SAVASA

Teknologi dalam membangun rumah kini semakin canggih. Mulai dari bahan baku, kayu merupakan primadona pada arsitektur rumah di masa lampau. Untuk temboknya sendiri beberapa rumah pun menggunakan papan kayu. Bahkan kayu dapat digunakan untuk lantai. Misalnya rumah panggung yang masih dapat kita temui di beberapa lokasi di Bengkulu. Namun ada juga yang mengombinasikan kayu dengan bata merah sebagai dinding maupun bilik yang terbuat dari bambu. Ini diadopsi oleh sebagian besar rumah di Indonesia. Meskipun saat ini bata merah sudah sulit dijumpai dan mulai tergantikan dengan bata ringan. Teknologi Wall Precast Concrete Hadir di SAVASA Rumah modern yang menggunakan bata merah atau bata ringan Adalah PT. Panahome Deltamas Indonesia (SAVASA), developer yang cukup berani melakukan gebrakan dalam membangun rumah. Tanpa kayu, jumlah bata merah yang digunakan pun sangat sedikit, selain itu proses pengerjaannya pun cepat. Lalu bagaimana mereka membangun rumah? Baca Juga:  bata ringan Wulang Nu

Simak Yuk Idealnya Kamar Tidur Ada Kamar Mandinya

Atas alasan kepraktisan, kamar tidur kini dilengkapi kamar mandi. Tidak cuma kamar utama, kamar anak, dan kamar tamu pun juga banyak yang dilengkapi kamar mandi. Punya kamar mandi di dalam kamar tidur memang lebih praktis. Kamu tidak perlu keluar dari kamar tidur ketika ingin berganti pakaian. Ini bisa dilakukan setelah keluar dari kamar mandi. Faktor pendorong lainnya adalah kemudahan ketika kamu atau anak-anak ingin buang air di tengah malam. Apalagi anak-anak seringkali takut keluar kamar sendiri saat gelap. Baca Juga:  pintu kamar mandi Namun, ada risiko negatif dari kamar tidur yang dilengkapi kamar mandi, seperti kamar menjadi lembap, bau menyebar ke kamar tidur, atau pemandangan tak sedap saat berbaring di tempat tidur. Bagi kamu yang percaya pada Feng Shui, risiko efek negatifnya bisa lebih banyak lagi. Ada beberapa hal yang bisa kamu antisipasi, ini caranya. Sebaiknya Kering Kamar mandi di dalam kamar tidur, sebaiknya pilih kamar mandi kering. Artinya, kamu perlu menyedi