Langsung ke konten utama

Inilah Penyebab Investasi Baja Nirkarat dari China Menjamur Di Dalam Negeri

Banyaknya investasi dari China di sektor baja nirkarat di Indonesia, rupanya memberikan efek negatif terhadap kinerja perdagangan Indonesia di sektor tersebut.
Wakil Ketua Umum Asosiasi Industri Besi dan Baja Indonesia (Indonesian Iron and Steel Industry Association/IISIA) Ismail Mandry mengatakan besarnya nilai investasi China di sektor baja nirkarat Indonesia memiliki dampak yang baik terhadap penyerapan tenaga kerja.
Baca Juga: harga akrilik
Namun di sisi lain, lanjutnya, eratnya koneksi perusahaan baja nirkarat di Tanah Air, terutama yang berada di Kawasan Industri Morowali dengan perusahaan di China juga memunculkan dampak negatif.
“Kita tahu, industri di Morowali hampir semuanya dari China. Proses produksinya juga hampir sama dengan yang dilakukan di China. Jadi ketika perusahaan di China melakukan dumping, maka perusahan mereka yang ada di Indonesia, besar kemungkinan memberlakukan hal serupa,” katanya kepada Bisnis.com, Senin (14/10/2019).
Hal itu menurutnya membuat produk baja nirkarat asal Indonesia berpeluang mendapatkan perlakuan yang sama dengan China oleh negara tujuan ekspor. Untuk itu dia meminta pemerintah mengkaji lebih jauh proses produksi yang dilakukan oleh perusahaan China di Indonesia.
Pasalnya, dengan kedekatan lokasi pabrik baja nirkarat dengan sumber bahan baku di Morowali, membuat harga jual produk tersebut menjadi lebih murah dibandingkan negara lain. Dia menduga, besar kemungkinan harga jual baja nirkarat asal Indonesia lebih murah dibandingkan yang dijual melalui China.
“Perusahaan China tahu, mereka akan banyak dibendung ekspornya ke negara-negara lain. Maka dari itu mereka suntikkan modal investasi di Indonesia, dengan harapan ekspornya dapat dilakukan melalui Indonesia. Namun, rupanya mekanisme ini terbaca oleh negara tujuan ekspor,” jelasnya.
Alhasil, lanjutnya baja nirkarat Indonesia rawan terkena praktik perlindungan dagang yang juga diberlakukan kepada China oleh negara lain. Hal tersebut menurutnya akan berdampak buruk bagi kinerja perdagangan besi dan baja Indonesia secara keseluruhan.
Adapun, seperti dikutip dari laman Komisi Eropa, pemerintah Uni Eropa telah memulai penyelidikan terkait dugaan praktik dumping yang dilakukan oleh China dan Indonesia terhadap produk baja nirkarat canai panas yang diekspor ke blok negara tersebut. Penyeledikian itu dimulai pada 10 Oktober lalu.
Dalam laporannya, produk baja nirkarat tersebut sedianya digunakan sebagai bahan baku kerangka dan mesin mobil di Uni Eropa. Komisi Eropa menduga, baja dari Indonesia dan China telah membanjiri pasar mereka lantaran harga jualnya yang terlampau murah.
Komisi Eropa menuding pemerintah China dan Indonesia sengaja memberikan subsidi terhadap produk baja nirkarat canai panasnya agar dapat memenangkan persaingan di pasar global. Praktik tersebut dinilai membuat harga jual produk tersebut di pasar global menjadi lebih murah.
Produk baja nirkarat dari China sendiri telah dikenai bea masuk antidumping sementara oleh Uni Eropa sebesar 66%. Sementara itu, produk dari Indonesia masih belum dikenai kebijakan serupa, meskipun masuk dalam daftar penyelidikan oleh Uni Eropa.
“Apabila penyelidikan yang dilakukan oleh Komisi Eropa menemukan adanya bukti pelanggaran perdagangan, maka besar kemungkinan tindakan bea masuk antidumping akan kami berlakukan,” seperti dikutip dari laporan Komisi Eropa, Senin (14/10)
Langkah tersebut, menurut pemerintah Uni Eropa dilakukan untuk mencegah adanya kerugian yang lebih lanjut yang dirasakan oleh perusahaan baja nirkarat domestik.
Tindakan pengamanan perdagangan oleh UE ini seolah melanjutkan tren yang dilakukan negara lain terhadap produk baja nirkarat Indonesia. Sebelumnya Direktorat Jenderal Pengamanan Perdagangan Kementerian Perdagangan dan Industri India, juga sedang melakukan penyelidikannya terhadap dugaan dumping atas produk canai lantaian dari baja nirkarat asal Indonesia. Langkah itu dilakukan mulai 3 Juli 2019.Indonesia bergabung dengan 14 negara lain yang diduga oleh India menerapkan kebijakan serupa terhadap komoditas tersebut. Negara-negara lain tersebut adalah Cina, Korea Selatan, Uni Eropa, Jepang, Taiwan, AS, Thailand, Afrika Selatan, UEA, Hong Kong, Singapura, Meksiko, Vietnam dan Malaysia.
Terpisah Wakil Ketua Asosiasi Perusahaan Industri Pengolahan dan Pemurnian Indonesia (AP3I) Jonatan Handojo mengamini tindakan penyelidikan praktik dumping baja nirkarat asal RI merupakan dampak dari adanya produsen produk tersebut asal China di Tanah Air.
Dia mengatakan, pemerintah Indonesia bisa secara tidak sengaja tertuduh melakukan dumping atas produk baja nirkarat lantaran praktik nakal yang dilakukan oleh perusahaan China yang ada di RI.
“Kita masih ingat ketika China menuding baja nirkarat asal Indonesia dikenai subsidi atau dumping ketika diekspor ke negara mereka. Padahal yang mengekspor ke China adalah perusahaan mereka sendiri. Logikanya, ketika ekspor kita ke China saja dituduh melakukan dumping, maka negara lain pun akan menuding hal serupa. Apalagi China dikenal sebagai eksportir baja yang hobi melakukan dumping,” jelasnya.
Untuk itu, dia meminta pemerintah memperketat pengawasan proses produksi dan aktvitas ekspor impor yang dilakukan oleh perusahaan baja nirkarat yang ada di Indonesia, terutama yang ada di Morowali, Sulawesi Tengah.
Sementara itu ketika dimintai keterangan oleh Bisnis, Direktur Pelaksana PT Indonesia Morowali Industrial Park Hamid Mina belum memberikan respon.
Artikel Terkait: cat akrilik
Di sisi lain, Direktur Pengamanan Perdagangan Kementerian Perdagangan Pradnyawati mengatakan pemerintah akan memfasilitasi perusahaan baja nirkarat asal Indonesia untuk memberikan sanggahan dalam proses penyelidikan praktik dumping oleh Uni Eropa.
“Kita akan kerja sama dengan pengacara yang ditunjuk oleh perusahaan terkait untuk menyampaikan bukti-bukti yang kita miliki untuk menyanggah tudingan UE apabila memberatkan kita dan tidak sesuai dengan kondisi yang terjadi di negara kita,” jelasnya.
Kendati demikian dia mengaku belum menyelidiki secara mendalam proses produksi yang dilakukan oleh perusahaan baja nirkarat Indonesia, sehingga produk tersebut sering kali mendapatkan tudingan melakukan dumping oleh negara lain. Untuk itu, dia mengharapkan perusahaan-perusahaan terkait di Indonesia kooperatif kepada pemerintah Indonesia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ini Dia Teknologi Wall Precast Concrete Hadir di SAVASA

Teknologi dalam membangun rumah kini semakin canggih. Mulai dari bahan baku, kayu merupakan primadona pada arsitektur rumah di masa lampau. Untuk temboknya sendiri beberapa rumah pun menggunakan papan kayu. Bahkan kayu dapat digunakan untuk lantai. Misalnya rumah panggung yang masih dapat kita temui di beberapa lokasi di Bengkulu. Namun ada juga yang mengombinasikan kayu dengan bata merah sebagai dinding maupun bilik yang terbuat dari bambu. Ini diadopsi oleh sebagian besar rumah di Indonesia. Meskipun saat ini bata merah sudah sulit dijumpai dan mulai tergantikan dengan bata ringan. Teknologi Wall Precast Concrete Hadir di SAVASA Rumah modern yang menggunakan bata merah atau bata ringan Adalah PT. Panahome Deltamas Indonesia (SAVASA), developer yang cukup berani melakukan gebrakan dalam membangun rumah. Tanpa kayu, jumlah bata merah yang digunakan pun sangat sedikit, selain itu proses pengerjaannya pun cepat. Lalu bagaimana mereka membangun rumah? Baca Juga:  bata ringan Wulang Nu

Simak Yuk Idealnya Kamar Tidur Ada Kamar Mandinya

Atas alasan kepraktisan, kamar tidur kini dilengkapi kamar mandi. Tidak cuma kamar utama, kamar anak, dan kamar tamu pun juga banyak yang dilengkapi kamar mandi. Punya kamar mandi di dalam kamar tidur memang lebih praktis. Kamu tidak perlu keluar dari kamar tidur ketika ingin berganti pakaian. Ini bisa dilakukan setelah keluar dari kamar mandi. Faktor pendorong lainnya adalah kemudahan ketika kamu atau anak-anak ingin buang air di tengah malam. Apalagi anak-anak seringkali takut keluar kamar sendiri saat gelap. Baca Juga:  pintu kamar mandi Namun, ada risiko negatif dari kamar tidur yang dilengkapi kamar mandi, seperti kamar menjadi lembap, bau menyebar ke kamar tidur, atau pemandangan tak sedap saat berbaring di tempat tidur. Bagi kamu yang percaya pada Feng Shui, risiko efek negatifnya bisa lebih banyak lagi. Ada beberapa hal yang bisa kamu antisipasi, ini caranya. Sebaiknya Kering Kamar mandi di dalam kamar tidur, sebaiknya pilih kamar mandi kering. Artinya, kamu perlu menyedi

Inilah Tips untuk Melihat Kualitas Bangunan Yang Baik

Sebagai kebutuhan primer yang mahal, membeli rumah memang tidak boleh sembarangan. Salah langkah, Anda bisa menyesal kemudian hari. Ini bukan menakuti Anda, sebab sudah banyak hal buruk terjadi akibat pembelian rumah yang kurang cermat. Faktor kenyamanan dan keamanan merupakan hal yang perlu diperhatikan ketika memilih sebuah rumah, selain dari sisi estetika dan kelengkapan surat-surat. Jangan sampai, sudah beli rumah dan baru menempatinya Anda keluar banyak uang untuk renovasi. Kalau memang rumah second atau bekas yang Anda beli, sudah pasti banyak hal yang harus diperiksa mulai dari usia bangunan, struktur dan spesifikasi bangunan secara menyeluruh hingga kelengkapan surat. Membeli rumah baru dan inden juga tidak boleh luput dari ketelitian. Sebab, ada saja segelintir oknum kontraktor nakal yang kerap menurunkan spesifikasi atau mengirit bahan bangunan. Alhasil, kualitas bangunan rendah dan tak sesuai seperti yang dijanjikan. Baca Juga:  harga besi hollow 1. Usia bangunan Ini ban