Hidup dalam minimnya seakan udah berubah menjadi irama harian sejumlah besar diaspora Uighur yg tinggal di Kayseri, Turki. Banyak dari mereka merupakan penyintas, tinggalkan harta benda di kampung halaman mereka di Urumqi, Xinjiang. Dorongan dari otoritas di Xinjiang terhadap penduduk Uighur bikin mereka mesti mengungsi ke negara beda. Walaupun hidup dalam minimnya, tetapi mereka bisa bebas beridentitas jadi muslim, menjalankan beribadah, atau memplejari Islam. Baca Juga: assalamualaikum Di Kayseri, banyak anak Uighur di umur 4-14 tahun udah belajar membaca serta mengingat Alquran, belajar sunah dan hadis, belajar bahasa Uighur, bahasa Turki, bahasa Arab, ikut ilmu-ilmu yang lain. Mereka belajar di madrasah serta rumah tahfiz di Kayseri. Masalah ini diungkapkan oleh Firdaus Guritno dari team Global Humanity Response-Aksi Cepat Peka (ACT) . Artikel Terkait: norma agama “Di sana (sekolah) banyak anak Uighur yg terpisah dari orang tuanya. Mereka diasuh di sebagian rumah ya...