Dengan mengenyam pendidikan tinggi, mestinya karir Palar dapat berjalan dengan mulus. Namun nyata-nyatanya tak. Terjadinya pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) pada 1926 membuat mesti keluar ke luar negeri buat mencari perlindungan.
Dia menentukan kabur ke luar negeri lantaran pilihan politiknya jadi aktivis kiri. Disaat kuliah di Batavia, dia masuk dengan group kiri lewat J. E. Stokvis, Ketua Indische Sociaal-Democratische Partij (ISDP) atau Partai Sosialis-Demokrat Hindia, yang seseorang anggota Volksraad (dewan rakyat) .
Baca Juga: pendiri google
Berkat pemerintah kolonial melakukan tindakan represif pada beberapa orang yg dituduh komunis, termasuk juga dengan mengasingkan mereka ke Boven Digoel, Palar lantas terancam tak dapat hidup nyaman di negeri sendiri.
Artikel Terkait: gaya kepemimpinan
Berkat tersebut, seperti ditulis Solichin Salam dalam Wajah-wajah Nasional (1990) , Palar pergi ke Belanda pada 1928 (hlm. 78) .
Di negeri Belanda yg lebih terbuka terima mengerti kiri, Palar menyambung pendidikan tingginya di Amsterdam. Kedepannya, pada 1945, menurut Mestika Zed dalam buku Pemerintah Darurat Republik Indonesia (1997) , dia menggapai titel doktor di Rotterdam (hlm. 331) .
Dia menentukan kabur ke luar negeri lantaran pilihan politiknya jadi aktivis kiri. Disaat kuliah di Batavia, dia masuk dengan group kiri lewat J. E. Stokvis, Ketua Indische Sociaal-Democratische Partij (ISDP) atau Partai Sosialis-Demokrat Hindia, yang seseorang anggota Volksraad (dewan rakyat) .
Baca Juga: pendiri google
Berkat pemerintah kolonial melakukan tindakan represif pada beberapa orang yg dituduh komunis, termasuk juga dengan mengasingkan mereka ke Boven Digoel, Palar lantas terancam tak dapat hidup nyaman di negeri sendiri.
Artikel Terkait: gaya kepemimpinan
Berkat tersebut, seperti ditulis Solichin Salam dalam Wajah-wajah Nasional (1990) , Palar pergi ke Belanda pada 1928 (hlm. 78) .
Di negeri Belanda yg lebih terbuka terima mengerti kiri, Palar menyambung pendidikan tingginya di Amsterdam. Kedepannya, pada 1945, menurut Mestika Zed dalam buku Pemerintah Darurat Republik Indonesia (1997) , dia menggapai titel doktor di Rotterdam (hlm. 331) .
Komentar
Posting Komentar