Target Pemerintah pada 2019 dalam merealisasikan pembangunan rumah bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dibayangi oleh defisit kuota pembiayaan rumah subsidi.
Sekretaris Jenderal DPP Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi), Daniel Djumali, mengatakan kuota pembiayaan rumah subsidi yang mencakup proyek Fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) dan Subsidi Selisi Bunga (SSB) akan segera habis dalam 2 bulan-3 bulan ke depan (sekitar Agustus-September 2019). Hal ini juga bisa menyebabkan banyaknya akad KPR subsidi yang menggantung.
Baca Juga: harga wallpaper dinding
“Jadi tantangan utama rumah subsidi dalam waktu dekat adalah siaga backlog kuota rumah subsidi FLPP/SSB khususnya bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah. Bahkan kuota rumah subsidi di beberapa cabang BTN sudah habis atau hampir habis,” jelasnya.
Tahun ini pembangunan rumah subsidi hanya mencapai 168.000 unit dengan rincian FLPP sebanyak 68.000 unit dan SSB sebesar 100.000 unit.
Bingung dengan syarat dan cara mengajukan KPR? Lihat panduannya di Panduan Lengkap Mengajukan KPR dari Rumah.com.
Artikel Terkait: harga kaca
Adapun realisasi penyaluran FLPP per Mei ini lebih cepat dibandingkan tahun sebelumnya dan lebih minim kendala. Pasalnya, penyaluran KPR FLPP tahun lalu terhambat oleh sejumlah perubahan kebijakan terkait pengawasan kualitas bangunan rumah subsidi yang dibangun oleh pengembang.
Baik FLPP maupun SSB merupakan KPR bersubsidi sehingga masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dapat mencicil dengan bunga 5% hingga masa cicilan paling lama 20 tahun. Hanya saja KPR FLPP membutuhkan dana besar yang merupakan dana bergulir melalui cicilan kredit.
Sedangkan program SSB pemerintah hanya mengganti selisih bunga pasar dengan bunga subsidi yang dibayarkan kepada bank penyalur KPR.
Sekretaris Jenderal DPP Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi), Daniel Djumali, mengatakan kuota pembiayaan rumah subsidi yang mencakup proyek Fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) dan Subsidi Selisi Bunga (SSB) akan segera habis dalam 2 bulan-3 bulan ke depan (sekitar Agustus-September 2019). Hal ini juga bisa menyebabkan banyaknya akad KPR subsidi yang menggantung.
Baca Juga: harga wallpaper dinding
“Jadi tantangan utama rumah subsidi dalam waktu dekat adalah siaga backlog kuota rumah subsidi FLPP/SSB khususnya bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah. Bahkan kuota rumah subsidi di beberapa cabang BTN sudah habis atau hampir habis,” jelasnya.
Tahun ini pembangunan rumah subsidi hanya mencapai 168.000 unit dengan rincian FLPP sebanyak 68.000 unit dan SSB sebesar 100.000 unit.
Bingung dengan syarat dan cara mengajukan KPR? Lihat panduannya di Panduan Lengkap Mengajukan KPR dari Rumah.com.
Artikel Terkait: harga kaca
Adapun realisasi penyaluran FLPP per Mei ini lebih cepat dibandingkan tahun sebelumnya dan lebih minim kendala. Pasalnya, penyaluran KPR FLPP tahun lalu terhambat oleh sejumlah perubahan kebijakan terkait pengawasan kualitas bangunan rumah subsidi yang dibangun oleh pengembang.
Baik FLPP maupun SSB merupakan KPR bersubsidi sehingga masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dapat mencicil dengan bunga 5% hingga masa cicilan paling lama 20 tahun. Hanya saja KPR FLPP membutuhkan dana besar yang merupakan dana bergulir melalui cicilan kredit.
Sedangkan program SSB pemerintah hanya mengganti selisih bunga pasar dengan bunga subsidi yang dibayarkan kepada bank penyalur KPR.
Komentar
Posting Komentar