Kampus Airlangga (Unair) sah mengukuhkan bekas Ketua Umum Tubuh Pemeriksa Keuangan (BPK) RI, Harry Azhar Azis menjadi Guru Besar bagian Pengetahuan Ekonomi spesialis audit keuangan negara.
Didapati selesai pengukuhannya, Harry menjelaskan titel ini didapat sesudah dia sukses menyatukan tiga teori untuk memudahkan proses audit.
"Ini kan ada tiga teori yang saya coba sambungkan. Pada teori kesejahteraan, teori-teori biaya serta teori tentang auditing. Sampai kini audit baik yang dikerjakan oleh BPK ataupun yang lain-lainnya itu lebih mengutamakan pada segi kepatuhan," tutur Harry selesai dikukuhkan di Universitas C Unair, Jalan Mulyorejo, Surabaya, Senin (26/11/2018).
Menurut Harry, sampai kini audit yang banyak digunakan semakin banyak mengutamakan pada segi kepatuhan atau taat pada ketentuan perundangan saja. Akan tetapi audit yang bisa mendukung kesejahteraan penduduk sedikit dilirik.
"Audit yang memprioritaskan tanggung jawab pada terwujudnya penduduk yang sejahtera itu belum juga (banyak dipakai, red)," jelas Harry.
Baca Juga: manajemen keuangan
Perihal ini ikut tampak dari besaran prosentase audit yang dikerjakan instansi yang sempat dipimpinnya, yakni BPK. Di BPK, 50 % audit keuangan, 30 % audit untuk arah spesifik serta bekasnya baru audit kapasitas, yang cuma sekitar 20 %.
Simak Juga: manajemen pemasaran
Karena itu, pria berumur 62 tahun ini ingin audit kapasitas ikut ditonjolkan sebab cara ini dapat lihat bagaimana kenaikan biaya dapat berbanding lurus dengan kapasitas pemerintah. Datanya juga dapat disaksikan di penduduk.
"Audit kapasitas ini diperkokoh baik dari sisi biaya ataupun personilnya. Itu untuk menunjukkan contohnya saat 19 tahun yang saya cermat berlangsung kenaikan biaya seputar 800 % lebih tetapi angka kemiskinan turun hanya 45 %. Jadi menurut saya tetap harus ditingkatkan. Begitupun dengan pengangguran, begitupun dengan indeks pembangunan Indonesia," tutur Harry.
"Jadi pertanyaannya, biaya naik terus-terusan tetapi kok kesejahteraan indikatornya alami penurunan. Untuk siapa APBN itu? Yang pertama ini yang ingin saya bangun," pungkasnya.
Situasi pengukuhan juga berjalan khidmat. Acara ini pula didatangi oleh beberapa petinggi seperti menteri serta gubernur seumpama Menteri Penelitian, Tehnologi serta Pendidikan Tinggi M Nasir, Ketua Mahkamah Agung M Hatta Ali, sampai Gubernur Jawa timur Soekarwo.
Didapati selesai pengukuhannya, Harry menjelaskan titel ini didapat sesudah dia sukses menyatukan tiga teori untuk memudahkan proses audit.
"Ini kan ada tiga teori yang saya coba sambungkan. Pada teori kesejahteraan, teori-teori biaya serta teori tentang auditing. Sampai kini audit baik yang dikerjakan oleh BPK ataupun yang lain-lainnya itu lebih mengutamakan pada segi kepatuhan," tutur Harry selesai dikukuhkan di Universitas C Unair, Jalan Mulyorejo, Surabaya, Senin (26/11/2018).
Menurut Harry, sampai kini audit yang banyak digunakan semakin banyak mengutamakan pada segi kepatuhan atau taat pada ketentuan perundangan saja. Akan tetapi audit yang bisa mendukung kesejahteraan penduduk sedikit dilirik.
"Audit yang memprioritaskan tanggung jawab pada terwujudnya penduduk yang sejahtera itu belum juga (banyak dipakai, red)," jelas Harry.
Baca Juga: manajemen keuangan
Perihal ini ikut tampak dari besaran prosentase audit yang dikerjakan instansi yang sempat dipimpinnya, yakni BPK. Di BPK, 50 % audit keuangan, 30 % audit untuk arah spesifik serta bekasnya baru audit kapasitas, yang cuma sekitar 20 %.
Simak Juga: manajemen pemasaran
Karena itu, pria berumur 62 tahun ini ingin audit kapasitas ikut ditonjolkan sebab cara ini dapat lihat bagaimana kenaikan biaya dapat berbanding lurus dengan kapasitas pemerintah. Datanya juga dapat disaksikan di penduduk.
"Audit kapasitas ini diperkokoh baik dari sisi biaya ataupun personilnya. Itu untuk menunjukkan contohnya saat 19 tahun yang saya cermat berlangsung kenaikan biaya seputar 800 % lebih tetapi angka kemiskinan turun hanya 45 %. Jadi menurut saya tetap harus ditingkatkan. Begitupun dengan pengangguran, begitupun dengan indeks pembangunan Indonesia," tutur Harry.
"Jadi pertanyaannya, biaya naik terus-terusan tetapi kok kesejahteraan indikatornya alami penurunan. Untuk siapa APBN itu? Yang pertama ini yang ingin saya bangun," pungkasnya.
Situasi pengukuhan juga berjalan khidmat. Acara ini pula didatangi oleh beberapa petinggi seperti menteri serta gubernur seumpama Menteri Penelitian, Tehnologi serta Pendidikan Tinggi M Nasir, Ketua Mahkamah Agung M Hatta Ali, sampai Gubernur Jawa timur Soekarwo.
Komentar
Posting Komentar